Sinopsis Healer Episode 1 part 1


[Mohon kerja samanya untuk tidak mengcopy-paste tulisan ini demi menghargai kerja keras dan pengorbanan waktu yang dimiliki author. Apabila ingin men-share tulisan ini cukup cantumkan link aktifnya dan tidak meng-copy nya. Terima kasih sebelumnya.]

Disebuah gedung tak terpakai tepat disebuah sudut bangunan tinggallah seorang pria. Tampak ruangan tak terpakai itu dilengkapi sebuah kasur, dapur, dua buah sofa dan satu set meja berisi teknologi canggih dengan tiga layar monitor komputer. Terlihat deretan foto dalam bingkai figura pertama seorang pemuda sekitar belasan tahun dengan seorang wanita yang sudah berumur. Kedua foto keluarga kecil, seorang pria dan wanita yang memangku seorang bayi. Dan terakhir foto lima-sekawan yang salah satunya adalah pria yang ada dalam foto sebelumnya bersama istri dan anaknya.  Dia sedang bermain tenis dengan bersemangat sambil sesekali mengomentari lawan mainnya. Dia berkata bahwa lawannya memang seksi tapi menyayangkan pakaian yang dikenakannya terlalu tertutup. Meski terus dikomentari lawannya itu tidak menanggapi. Lalu tampaklah layar televisi dimana lawannya berada. Jadi..selama ini dia bermain sendirian, itu hanya game.




Terdengar getar dari sebuah handphone yang ada diatas meja tapi diabaikan. Lalu muncullah animasi orang dilayar televisi dengan diiringi suara tawa seorang perempuan, Ahjuma.

“Kenapa kau tidak mengangkat telfonnya, oppa?”

“Sudah kubilang jangan menggangguku,kan? Sudah kubilang jangan menggangguku tanpa izin!”

“Bukankah sudah kukatakan jangan mengabaikan telfonku, kau bukan tipeku. Ayo bekerja”

“Tugas apa ini?”

“Ini benar-benar  sangat sederhana”

“Kapan?”

“Sekarang”

Pria itu segera bersiap untuk mengganti pakaiannya, tapi tiba-tiba dia berhenti. Dia mengatakan bahwa ini terdengar mencurigakan karena tidak pernah ada tugas sederhana yang benar-benar sederhana. Artinya biasanya tugas sederhana adalah tugas yang selalu beresiko dan sulit.

Tapi Ahjuma meyakinkannya bahwa tugasnya hanya bertemu seseorang untuk mengambil barang, lalu menyerahkan barang tersebut kepada kliennya.





Tampak sebuah layar besar yang menampilkan gambar sebuah pulau kecil yang dikelilingi dengan pantai yang cantik. Jung Ho berhenti sejenak untuk memandangi gambar pulau tersebut.
Dalam hatinya berkata “Aku punya impian.Dua setengah jam menaiki speedboat dari Terusan Panama. Ini pulau tak berpenghuni dengan vegetasi yang subur, dipenuhi keindahan alam ditengah bentangan laut biru.Itu adalah impianku”

Sekarang dia menuruni tangga disebuah stasiun kereta bawah tanah dengan berpakaian hitam, mengenakan topi  juga kacamata. Lalu dia melihat kearah kamera cctv dan melaporkannya pada ahjuma melalui Bluetooth earpiecenya. Sementara ditempat lain Ahjuma mengakses cctv tersebut dengan kemampuan jari-jari yang berjalan cepat diatas keyboard computer. Di depannya terdapat banyak layar yang menampilkan peta dan lainnya. Terlihat layar diruang pengawas stasiun itu berubah gambar. Sepertinya ahjuma ini seorang hacker, dilihat dari tampilannya yang berambut keriting mengembang dengan  kacamata tebal, dia benar-benar terlihat seperti Ahjuma pada umumnya. Tapi siapa yang menyangka bahwa dia seorang hacker professional.

“Apa dia menyarankan kita bertemu disini?”

“Kukira dia berfikir akan lebih aman jika bertemu ditempat yang ramai”

“Tapi Ahjuma….”

“Apa?”

“Ini…..seberapa besar kau menetapkan bayarannya?”

“Kenapa?”

Pria itu mengarahkan kacamatanya pada seorang pria gemuk berjas duduk diruang tunggu stasiun tersebut. Juga pada dua pria lain yang berdiri berseberangan dengan pria gemuk tapi masih dalam jarak yang dekat. Mereka memakai setelan yang sama juga mengenakan earpiece ditelinga masing-masing.

“Aku bertanya-tanya siapa mereka? Polisi?”



Dia menghela nafas lalu mengeluh bahwa dia merasa berjalan menuju perangkapnya sendiri. Ahjuma mengatakan mereka bukan polisi, karena polisi tidak punya anggaran untuk melengkapi personilnya dengan alat-alat mahal seperti yang dipakai pria-pria itu. Bahkan dia mengecek harga earpiece tersebut di internet dan harganya 328.700 won per biji meskipun pembeliannya grosir sekalipun.

“Jadi seberapa besar kau menetapkan tarifnya?”

“ 500.000 won”

Sambil berjalan berbalik arah berkata bahwa dia tidak ingin melakukan pekerjaan itu. Jika bayarannya 500ribu won, artinya 250ribu won untuknya dan separuh lagi untuk Ahjuma. Dia merasa tidak akan berkembang jika terus seperti itu. Tapi Ahjuma langsung membantah bahwa bayarannya 500ribu won untuk masing-masing dari mereka. Juga ini adalah kesempatan mereka dibulan ini. Ahjuma juga mengatakan bahwa bidang seperti ini sangat kompetitif, jadi dia berharap pria itu mau melakukannya.


Meski dengan mengeluh dia tetap melakukannya. Dia berjalan menuju si pria gemuk dan duduk disebelahnya sambil dengan sengaja melihat gambar wanita berbikini ungu yang seksi. Si pria gemuk itu tertarik untuk ikut melihat. Lalu tanpa disadari handphone si pria gemuk itu sudah diambil dari saku jasnya dan dimasukkan kode-kode untuk menghubungkannya dengan Ahjuma. Setelah selesai dimasukkan kembali ke saku jasnya dan kemudian dia berdiri meninggalkan si pria gemuk itu. Tak lama kemudian si pria gemuk tersebut menerima sebuah pesan link untuk melihat gadis-gadis berbikini kiriman Ahjuma yang ternyata adalah sebuah jebakan untuk bisa mengakses seluruh isi ponsel si pria gemuk dan untuk mengetahui dari perusahaan mana dia dikirim.

Ahjuma menelfon nomor perusahaan yang didapat dari handphone si pria gemuk dan memberitahu rekannya bahwa mereka dari SS Guard, Double S gengnya Sang Soo. Perusahaan besar yang bekerja dibidang yang sama dengan mereka. Dia tidak terima ketika Ahjuma menganggap mereka rival, itu mengindikasikan bahwa dia dan Double S berada di level yang sama. Dia merasa bahwa seberapapun bagusnya Double S, mereka adalah pemula jadi tidak bisa dibandingkan dengan dirinya yang sudah berpengalaman. Ahjuma membantah bahwa dalam 3 bulan terakhir, 1 dari 4 pelanggan tetap mereka berpindah ke Double S.  Bahkan dia juga mengatakan jika mereka ibaratnya adalah sebuah toko kelontong sedangkan Double S adalah Mall Gangnam.

 “Kapan klien datang?”

“Dua belas detik lagi, gerbong ketiga dari depan”

Pria itu bersiap didepan pintu gerbong sambil menggelapkan kacamatanya. Dia menoleh sinis pada orang-orang suruhan Double S yang sepertinya juga memiliki tujuan yang sama dengannya.

“Jadi….bagaimana?”


Ahjuma menampilkan foto seorang pria pada kacamata pria itu sambil menerangkan profile klien tersebut  yang bernama Go Seung Chul berusia 41 tahun. Kereta datang, pintunya terbuka dan Jung Ho menemukan pria itu yang terverifikasi sesuai dengan data paspor pria tersebut.

“[GO SEUNG CHUL
1974.11.17
GREEN CARD AMERIKA.
Alamat: 1440W 10152 LA CA 9007, USA]”



Go Seung Chul berjalan keluar gerbong tapi langsung dipegang lengannya oleh pria rekan Ahjuma yang bertanya apakah dia yang ingin bertemu Healer. Go Seung Chul sepertinya mengerti karena dia diam saja waktu diajak masuk kembali kedalam gerbong. Orang suruhan Double S yang melihat Go Seung Chul langsung memerintahkan teman-temannya untuk ikut masuk kedalam gerbong. Merasa terancam mereka berjalan menghindari Double S yang terus mengikutinya.

Profile  pria yang menjemput Go Seung Chul :


“[Nama : Seo Jung Ho (Kode : Healer)
 Pekerjaan :  Pesuruh Gelap,
Penghasilan Bulanan : 0 – Jutaan Won
 Keinginan saat ini : Membeli pulau tak berpenghuni (mencapai 64% dari biaya pembelian)]”

Kereta memasuki terowongan ketika Jung Ho menyadari bahwa mereka telah terkepung karena orang-orang Double S sudah ada di dua sisi gerbong kereta yang berjalan itu. 

Scene berubah ketempat lain, tampak seorang wanita yang memasuki lift bersamaan dengan seorang pengantar paket.  Dia melihat ada paket yang ditujukan ke apartment nomer 903 dan mengatakan bahwa itu adalah rumahnya jadi dia meminta untuk langsung mengambil paket tersebut.  Dilantai 7 wanita itu keluar lift dan langsung masuk tangga darurat setelah memastikan tidak ada orang yang melihatnya. Dia berganti pakaian seperti petugas pengantar paket lalu dia keluar menuju kamar 903. Dia menekan bell dan menyodorkan paket didepan intercom sambil menjawab bahwa dia pengantar paket ketika penghuni apartement tersebut menanyakan siapa tamunya.

Penghuni kamar memintanya meninggalkan saja paketnya didepan pintu, tapi wanita itu mengatakan bahwa ada amplop yang sepertinya surat panggilan dari polisi yang memerlukan tanda tangan. Pintu akhirnya terbuka tapi penghuninya tidak mau menunjukkan wajah ketika memberikan tanda tangan. Setelah menerima tanda tangan wanita itu tiba-tiba batuk dan oleng seperti akan terjatuh tapi akhirnya tangannya bisa meraih dinding untuk bersandar. Penghuni apartement yang ternyata seorang perempuan, kaget dan menanyakan keadaan wanita pengantar paket itu. Wanita pengantar paket mengatakan bahwa dirinya punya penyakit jantung tapi sekarang sudah tidak apa-apa. Masih sambil ngos-ngosan (*halah ini bahasa apa,… semoga aja ngerti ya kalian yang baca….belum nemu kata yang pas untuk kondisi itu XD) dia meminta air untuk minum obatnya kepada penghuni apartement itu.


Setelah penghuni apartement itu masuk untuk mengambilkan air minum, wanita itu buru-buru masuk bahkan tidak terlihat bahwa dia sakit seperti sebelumnya. Jadi artinya dia itu pura-pura sakit biar dia bisa masuk apartement….hahaha, tapi motifnya apa??sebentar lagi kita akan tahu.

Dia kemudian melihat ada sepasang sepatu perempuan dan sepasang sepatu laki-laki. Buru-buru dia mengeluarkan kamera untuk memotret sepatu tersebut. Penghuni apartement keluar dengan membawa segelas air yang langsung diminum oleh wanita pengantar paket setelah dia memasukkan obatnya kedalam mulut. Setelah itu dia pamit pergi tapi ditahan oleh penghuni rumah yang menanyakan dimana surat yang sudah ditanda tangani sebelumnya.



Sedikit panik wanita pengantar paket berbalik dan menanyakan “Anda Lee Jung Hun kan?”

“Kau tahu itu bukan aku. Apa kau tidak tahu siapa aku?”

“Jadi bukan? Ini aneh…kenapa bisa bukan Lee Jung Hun?”

Lalu buru-buru wanita pengantar paket  berlari keluar menghindar dari penghuni apartement itu. Dia mengatakan pada seseorang yang ditelponnya bahwa Oh Seo Joon diketahui tinggal sendiri, tapi dirumahnya ada sepatu laki-laki berukuran 270mm. Jika orang lain tahu pasti ini bisa disebut skandal. Diseberang telpon ternyata seorang pria yang sekarang berada disebuah kantor berita sepertinya dia bossnya.

“Tunggu dulu….Bintang papan atas “O” mempunyai sepatu milik teman prianya…..tidak, tidak itu terlalu lemah “

“Aku bersumpah itu sepatu milik Lee Joon Bi”

“Cerita Undercover : Di apartement bintang papan atas “O” ada jejak Mr.L”

“Itu juga lemah” dengan nada kesal dia melanjutkan “Lemah, lemah, lemah. Dengar…..jika kau bisa masuk apartemennya, seharusnya kau memaksa untuk wawancara atau apa saja. Bukan memotret sepatunya, tapi potret baju-baju Lee Joon Bi  yang berserakan disofanya”

“Tapi bagaimana jika aku dituntut karena masuk tanpa ijin, apa kau mau menebus pembebasanku? Kalau begitu aku akan kembali sekarang. Tunggu saja,.. aku akan memeriksa seluruh apartemennya dan menemukan jejak Lee Joon Bi”




Dia  meyakinkan jika Lee Joon Bi datang dengan mobil pribadi nomornya platnya pasti 3389 atau jika dengan mobil perusahaan platnya 5425 bahkan membanggakan instingnya yang bagus. Tiba-tiba ada sebuah mobil melaju kencang  melewatinya, untung saja dia tidak terserempet mobil itu yang memang jaraknya sangat dekat.  Dia mengumpat pengendara mobil itu dan langsung menutup telpon bosnya tanpa mengatakan apapun. Lalu dia berjalan kearah mobil itu diparkir.

“Aku akan mengajarimu sopan santun karena sepertinya kau tak belajar dari ibumu. Hey…kau!”



Pria pengendara mobil itu mengumpat kesal pada orang yang ditelponnya. Dan menanyakan tentang pengejaran dikereta bawah tanah sambil membanting pintu mobil ketika orang  ditelpon mengatakan tentang Healer. Sepertinya dia bos Double S, Sang Soo. Dia meminta anak buahnya untuk membandingkan postur tubuh, sikap dan tingkah laku orang yang di duga Healer dengan selebaran foto yang dia  berikan sebelumnya. Jika memang mirip, tangkap saja Healer lalu habisi dia. Sedangkan untuk Go Seung Chul supaya dia mau bicara, patahkan beberapa jarinya.  Sang Soo masuk mobil untuk kembali pergi setelah sebelumnya dia menaruh selembar foto Healer  di jok belakang.

Wanita yang sebelumnya ingin memarahi Sang Soo karena mengendara sembarangan kini bersembunyi disamping mobil  itu disisi lain kemudi. Jadi tidak terlihat oleh Sang Soo, diam-diam dia mengambil foto itu sebelum mobil itu beranjak pergi. Dia sangat senang melihat foto Healer, dan bertanya-tanya apakah dia benar Healer. Sepertinya dia sudah dengar mengenai kurir gelap itu. Dia tertawa sambil menciumi foto Healer.

Profile wanita itu :

“[Nama : Chae Young Shin
Pekerjaan : Asisten Reporter Online Media Hiburan
Penghasilan Bulanan :  1,5 Juta won
Keinginan saat ini : Menjadi jurnalis terkenal seperti Kim Moon Ho]”

Beberapa mobil datang kesebuah tempat dimana terjadi demo serikat buruh didepan perusahaan konstruksi Sam Han. Seorang pria bernama Kim Moon Ho turun dari salah satu mobil, seorang reporter terkenal dinegeri ini.  Dia sedang menelusuri kasus di perusahaan konstruksi Sam Han yang melakukan PHK tanpa pesangon juga menuntut para buruh illegal yang melakukan pemogokan.  Ditempat itu sudah banyak reporter lain yang sedang melakukan wawancara pada salah satu pendemo juga meliput berita.



Kim Moon Ho kemudian mendatangi kerumunan pendemo yang dijaga beberapa petugas kepolisian. Seorang ibu menyambutnya sambil menangis dengan permintaan untuk menyelamatkan suami dan anaknya yang sedang sekarat. Lalu tiba-tiba seorang nenek menerobos kedepan untuk menemui Kim Moon Ho.

Nenek “Anda orang terkenal kan? Saya mengenali wajah anda, anda seorang reporter terkenal, kan?”

Moon Ho “Anda mau mengatakan sesuatu?” sambil memberikan isyarat pada temannya untuk merekam.

“Nama anakku Shin Hyung Chul, karyawan divisi pemeliharaan industri Sam Han. Sekarang dia dirumah sakit setelah membakar dirinya. Kenapa dia melakukan hal seperti itu….”

“Dia orang yang sangat baik. Pasti ada alasan kenapa dia melakukan hal seperti itu. Oleh karena itu aku ingin menanyakannya pada Presdir tapi mereka bahkan tak membiarkanku masuk”

“Tolong bantu anakku, bagaimana dia akan melewati hal ini?? Sungguh menyedihkan…..Tolong bantu anakku” ungkap nenek itu sambil menangis meraung-raung.


Demo itu didominasi oleh perempuan yang rata-rata ahjuma juga nenek-nenek. Kim Moon Ho merasa terenyuh dengan kondisi itu. Kemudian dia meminta Asisten Kang untuk mengurus konferensi pers yang ada disana sementara dia mengajak Sang Soo rekannya yang satu lagi untuk mengikutinya. Sang Soo mencoba membujuk Seniornya itu untuk tetap disana karena pintu perusahaan tersebut sudah dibuka, itu mengindikasikan bahwa konferensi pers segera dimulai. Tapi Moon Ho tetap pada pendiriannya, dia memasuki mobil kemudian langsung melajukan mobilnya dengan kencang.  Pandangannya sangat tegang dan focus. Disampingnya Sang Soo merakit kamera untuk pengambilannya gambar nantinya.

Profile Kim Moon Ho :

“[Nama : Kim Moon Ho
Pekerjaan : Reporter terkenal
Gaji tahunan : Pendapatan dari statsiun TV + keuntungan investasi saham + keuntungan sewa bulanan sewa property real estate + lain-lain = tidak ada perhitungan sebelumnya
Keinginan saat ini : Bertahan setiap hari dan…menemukan anak itu]”


Kim Moon Ho sudah sampai dirumah sakit bergegas menuju kamar tempat karyawan perusahaan Sam Han dirawat. Sang Soo siap dengan kameranya ketika Moon Ho menghentikannya karena melihat dari kondisi pasien yang tidak memungkinkan. Sangat menyedihkan dan parah sekali, seluruh tubuh dibalut perban menyisakan dibagian wajah yang terlihat jelas luka bakarnya.



Moon Ho membungkuk memberi salam dan memperkenalkan dirinya reporter stasiun TV ABS, dia menanyakan apakah pasien itu bisa melakukan wawancara. Tapi pasien itu bahkan tidak bisa bicara, istrinya menjelaskan kondisi suaminya yang hanya bisa menggerakkan tangan kanannya sehingga dia akan menulis ketika dia ingin mengatakan sesuatu. Dia juga memberikan sebuah surat yang telah ditulis sebelumnya. Berharap ada seseorang (baca: reporter) yang datang. Isi surat itu “Tolong ceritakan kisah kami pada dunia, tak seorangpun mau mendengarkan cerita kami. Klaim kebangkrutan perusahaan adalah palsu”




Pasien tersebut mengulurkan tangannya pada Kim Moon Ho untuk menjabat tangannya sekaligus memohon. Moon Ho hanya bisa meminta maaf karena dia terlambat datang. Tapi dari sorot matanya terlihat bahwa dia bertekad untuk menyiarkannya.

Kembali pada Healer yang berada didalam kereta bersama Go Seung Chul, dikelilingi oleh orang-orang Double S. Healer kemudian bertanya pada Ahjuma stasiun pemberhentian selanjutnya dan bagaimana kondisinya. Ahjuma  mengabarkan kondisinya yang buruk karena orang-orang Double S sudah ada disana dan mereka menghadang seluruh pintu keluar kereta. Mereka berjumlah sembilan orang belum termasuk dengan yang ada didalam kereta. Sepertinya Double S mengerahkan seluruh anak buahnya untuk misi ini.







Healer mengeluhkan yang bayarannya hanya 500ribu won dan menyalahkan Ahjuma karena strategi pemasarannya tidak bagus. Terlihat Go Seung Chul yang sangat ketakutan. Healer kembali bertanya apakah Ahjuma bisa meretas kereta bawah tanah. Jika itu stasiun jalur 9 seharusnya menggunakan kemudi otomatis, dia langsung  memainkan jarinya .

Healer mengatakan pada Go Seung Chul bahwa orang-orang Double S itu membuntutinya. Go Seung Chul semakin ketakutan dan mengeratkan tangan Healer ketubuhnya….. *Ini Healer kayak dipaksa backhug deh, ha ha ha *abaikan*. Healer memintanya supaya percaya saja padanya dan meyakinkannya bahwa dia akan selamat. Dia meminta Go Seung Chul melompat keluar melalui pintu didepannya  pada hitungan ketiga. 1…..2……tiba-tiba kereta berhenti mengakibatkan banyak orang oleng, bahkan masinisnya kaget dan bingung kenapa bisa terjadi hal seperti ini. 3…..eeeits ternyata pintunya yang terbuka malah dibelakang mereka. Healer kesal tapi kemudian ahjuma ‘membukakan’pintu didepan mereka.






Healer dan Go Seung Chul melompat keluar, Double S kalang kabut karena tidak menyangka target mereka melarikan diri dengan cara seperti itu. Mereka mengejar tapi terlambat pintu sudah tertutup. Sementara diluar masih sambil terus berlari, Healer meminta barangnya untuk dicek keasliannya, juga mengingatkan bahwa dia bekerja sesuai kontrak tanpa ada penundaan.

Healer “Tugas ini mengatakan untuk memeriksa keaslian barang dan uang itu akan dikirim. Jadi…berikan barangnya. Akan kupastikan uangmu disetorkan”

“Jika kau bisa menyelamatkanku lebih dulu, maka aku akan memberikan barangnya”




Orang-orang Double S akhirnya menemukan kenop pintu kereta yang tersembunyi dibalik stiker bulat dan diputar untuk membukannya. Mereka langsung berlari keluar mengejar Healer dan Seung Chul. Healer meragukan orang-orang itu akan membunuh Seung Chul. Tapi setelah melihat jumlah mereka yang banyak, Healer menyarankan untuk kembali berlari saja. Terlihat Seung Chul yang ketakutan dan gemetar.

Seung Chul  bertanya“Kau tahu apa ini?”

“Tuan klien,…kau tidak perlu memberitahuku sekarang” sahut Healer jengkel.

“Mereka akan membunuhku, aku akan mati. Tolong selamatkan aku!”

Healer menghela nafas lalu meminta Ahjuma untuk membereskannya. Kereta dijalankan mundur sampai membuat masinis kebingungan karena merasa bahwa sistemnya tidak ada yang salah.  Sementara gerombolan Double S kehilangan jejak Healer karena gelap. Kesempatan itu digunakan Healer untuk menjatuhkan salah satu dari mereka yang kebetulan melihatnya karena terkena sorotan lampu senter. Lalu satu per satu dari mereka dijatuhkan dan dibuat pingsan.

  
Dia bertanya pada Ahjuma kapan kereta berikutnya lewat. Yang ternyata akan datang dalam waktu 2 menit 10 detik dari arah lain. Ahjuma mengkhawatirkan Healer karena dia kalah jumlah. Tapi Healer mengeluh kesal karena bayarannya hanya 500 ribu won tidak sebanding dengan resikonya yang harus menghadapi gerombolan Double S seorang diri. Dia kemudian berjalan maju kearah sisa gerombolan itu dan mulai menyerang. Sementara Seung Chul mengintip dari tempatnya bersembunyi dan Ahjuma yang mulai menghitung mundur kedatang kereta berikutnya. Hampir semua tumbang, hanya tersisa si pria gemuk. Dia agak kesulitan karena kalah besar hingga akhirnya kereta datang, lampunya menyilaukan mereka berdua. Si pria gemuk agak lengah, kesempatan itu digunakan Healer untuk memukul perut sisi kiri, tapi masih bisa ditahan oleh si pria gemuk itu. Kemudian dia melompat, memukul kepala si pria gemuk dengan kaki kirinya sampai dia pingsan.






Sayangnya Healer tertimpa tubuh besar itu diatas rel kereta, dia kesuliatan untuk memindahkannya. Kereta semakin mendekat dan dia masih disana. Seung Chul melihat dengan ketakutan dan juga khawatir pada Healer tapi dia tidak beranjak untuk membantu melainkan diam ditempatnya yang aman. Kereta sudah semakin dekat dan……..lewat.






Apa yang terjadi dengan Healer? Apakah dia selamat? Bagaimana dengan si pria gemuk?...








Tunggu lanjutannya di part 2…………..

Comments